Rabu, 25 Mei 2016

Makalah Pesawat Sederhana



PESAWAT SEDERHANA

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Konsep Dasar IPA


Dosen Pengampu      : Erika Fitri Wardani, M.Pd


Disusun oleh :

1.        Vera Yulita
2.        Lupita
3.        Kurnila Sari
4.        Adinda Saputri
5.        Joko Purnama
6.        Sadlin

SEMESTER II/E

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
PROGRAM STUDI PGSD
TAHUN AJARAN 2016

KATA PENGANTAR


            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan  rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Pesawat Sederhana ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap apa saja yang termasuk dalam pesawat sederhan dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh pembaca. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terjadi kesalahan yang kurang berkenan. Serta penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi kebaikan demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Bangka Tengah, 9 Mei 2016
                                                                                       Hormat penulis

     Tim Penulis












DAFTAR ISI



H.  Saran. 29








BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah

Manusia diberi anugerah akal oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan akalnya manusia dapat mengembangkan dirinya, bekerja mengolah dan mengelola alam, yang semuanya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, berkembang pula ilmu pengetahuan manusia. Dengan segala kemampuan daya akalnya, manusia berusaha mencari, menemukkan, dan menciptakan teknologi untuk menunjang kehidupannya dimuka bumi ini. Salah satunya adalah menemukan dan menciptakan alat untuk meringankan dan memudahkan pekerjaan manusia yang disebut dengan pesawat.
Dengan pesawat beban manusia dalam bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya menjadi semakin ringan dan mudah manusia tidak perlu lagi  mengeluarkan energi yang besar sehingga menguras dan menghabiskan tenaga atau energinya ketika bekerja.
Penggunaan pesawat ini banyakl kita jumpai dalam kehidupan manusi sehari-hari. Misalnya, ketika memotong kita menggunakan pisau atau gunting, tukang kayu mencabut paku dengan palu pencabut paku, orang menaikkan drum minyak ke atas truk dengan papan atau bidang miring, orang membuat tangga pada rumahnya yang berlantai dua, orang menggunakan katrol ketika mengambil air dari dalam sumur, dan sebagainya.
Pesawat yang digunakan manusia untuk mempermudah dan meringankan pekerjaannya ada dua macam, yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pesawat sederhana.



B.       Identifikasi Masalah

1.      Apa pengertian pesawat sederhana ?
2.      Apa jenis-jenis pesawat sederhana dan bagaimana penerapannya ?
3.      Bagaimana keuntungan mekanik pesawat terbang ?

C.       Tujuan Penulisan
1.    Menjelaskan pengertian pesawat terbang.
2.    Menjelaskan jenis-jenis pesawat terbang serta penerapannya.
3.    Menjelaskan mekanik pesawat terbang.






















BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pesawat Sederhana

 Pesawat terbang adalah sebuah alat yang dibuat dan dalam penggunaannya menggunakan media udara. Pengertian pesawat terbang juga dapat diartikan sebagai benda-benda yang dapat terbang, baik benda tersebut lebih ringan daripada udara ataupun yang lebih berat daripada udara. Tentang bagaimana benda-benda tersebut dapat terbang tentunya ada suatu sifat tersendiri dari benda tersebut, sehingga dapat diterbangkan. Biasanya sifat tersebut dapat timbul sebagai akibat dari adanya udara, atau dapat diartikan pesawat dapat terbang di udara karena adanya udara.
Prinsip tentang benda-benda yang dapat bergerak atau gaya-gaya yang timbul akibat pergerakkan antara suatu benda dengan udara dipelajari di dalam Aerodinamika. Aero berasal dari bahasa Yunani artinya udara, pesawat terbang, atau penerbangan bahkan juga Ilmu Keudaraan (Ilmu Penerbangan). Dinamika berasal dari bahasa Yunani artinya kekuatan atau tenaga, ilmu yang menyelidiki benda-benda bergerak serta gaya yang menyebabkan gerakan benda tersebut.
Jadi, pengertian ilmu penerbangan (aerodinamika) berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang akibat-akibat yang ditimbulkan udara atau gas-gas lain yang bergerak.

1.      Pengungkit
Pengungkit atau disebut juga tuas merupakan pesawat sederhana yang paling sederhana. Pengungkit ini terdiri dari sebuah batang kaku (misalnya logam, kayu, atau batang bambu) yang berotasi di sekitar titik tetap yang dinamakan titik tumpu. Selain titik tumpu yang menjadi tumpuan bagi pengungkit, ada dua titik lain pada pengungkit, yaitu titik beban dan titik kuasa. Titik beban merupakan titik dimana kita meletakkan atau menempatkan beban yang hendak diangkat atau dipindahkan, sedangkan titik kuasa merupakan titik dimana gaya kuasa diberikan untuk mengangkan atau memindahkan beban.
Pengungkit biasa juga disebut dengan TUAS. Pengungkit merupakan salah satu alat pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda. Pengungkit terdiri dari tiga bagian,yaitu:
a.         Titik Tumpu disebut juga dengan titik fulkrum, yaitu titik tempat batang ditumpu atau diputar.
b.         Titik Beban yaitu bekerjanya beban.
c.         Titik Kuasa yaitu bekerjanya gaya.[2]


Jenis Pengungkit dapat dikelompokkan berdasarkan letak titik tumpu,
lengan kuasa, dan lengan beban.

a.       Pengungkit Jenis Pertama
Pengungkit jenis pertama (disebut juga pengungkit kelas 1) memiliki letak titik tumpu (T) yang berada diantara titik beban (B) dan titik kuasa (K). Bentuk ini adalah bentuk dasar atau bentuk paling umum dari sebuah pengungkit. Contohnya adalah jungkat-jungkit, gunting, tang, palu,linggis, dan sejenisnya.[3]
b.      Pengungkit Jenis Kedua
Pengungkit jenis kedua (disebut juga pengungkit kelas 2) memiliki letak titik beban (B) yang berada diantara titik kuasa (K) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis kedua diantaranya gerobak dorong, pembuka botol, pemecah kemiri, dan sejenisnya.[4]
c.       Pengungkit jenis ketiga (disebut juga pengungkit kelas 3) memiliki letak titik kuasa (K) yang berada diantara titik beban (B) dan titik tumpu (T). Contoh pemanfaatan pengungkit jenis ketiga diantaranya pinset, stapler, alat pancing, termasuk lengan Anda, dan sejenisnya.

1.      Katrol
Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut. Ditinjau dari cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit, karena pada katrol juga terdapat titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban. [5]
Berdasarkan susunan tali dan rodanya, katrol dibedakan menjadi katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.
a.       Katrol Tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah ketika digunakan. Biasanya posisi katrolnya terikat pada satu tempat tertentu. Titik tumpu sebuah katrol tetap terletak pada sumbu katrolnya. Contoh pemanfaatan katrol tetap adalah pada alat penimba air sumur dan katrol
pada tiang bendera.

b.      Katrol Bebas
Katrol bebas merupakan katrol yang posisi atau kedudukannya berubah ketika digunakan. Artinya, katrol bebas tidak ditempatkan di tempat tertentu, melainkan ditempatkan pada tali yang kedudukannya dapat berubah. Contoh pemanfaatan katrol bebas adalah pada alat pengangkat peti kemas.[6]

c.       Katrol Majemuk atau Sistem Katrol
Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas dan salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Bila ujung tali yang lain ditarik, maka beban akan
Terangkat. [7]

2.      Bidang Miring
Bidang Miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Salah satu contoh bidang miring adalah tangga yang biasa kamu naiki. Jika kamu menaiki tangga yang sangat curam, kamu pasti akan merasa lebih berat untuk mengangkat kakimu dan kamu memerlukan tenaga yang lebih besar. Jika kamu menaiki tangga yang sangat landai, kamu pasti akan merasa lebih ringan untuk mengangkat kakimu dan kamu memerlukan tenaga yang lebih kecil. Tetapi jika terlalu landai, jarak yang harus kamu tempuh akan semakin jauh.[8]
Contoh lain dari bidang miring, yaitu: Jalan berkelok pada bukit, papan miring untuk menaiki drum ke bak mobil dan sekrup.

3.      Roda dan Poros
Roda dan poros merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang terdiri dari dua buah silinder dengan jari-jari yang berbeda dan bergabung di pusatnya. Silinder berjari-jari besar dinamakan roda dan silinder berjari-jari kecil dinamakan poros.
Roda digunakan untuk memindahkan benda agar lebih ringan, roda memiliki sebuah poros dan bisa berputar pada porosnya. Salah satu contoh roda adalah roda sepeda yang biasa kamu naiki. [9]


Roda dan poros bekerja dengan cara mengubah besar dan arah gaya yang digunakan untuk memindahkan (dalam hal ini, memutar) sebuah benda. Contoh penerapan roda dan poros dalam kehidupan diantaranya pemutar keran air, pegangan pintu yang bulat, obeng,roda pada kendaraan, setir kendaraan, alat serutan pensil, bor tangan, dan sejenisnya.[10]


C.     Keuntungan Mekanik Jenis-jenis Pesawat Terbang

Suatu nilai yang menyatakan seberapa besar pesawat,sederhana memudahkan pekerjaan dengan memperkecil gaya kuasa yang diperlukan.          
1.    Pengungkit[11]
Gambar 5.6 menunjukkan sebuah batang (pengungkit) yang dipergunakan untuk memindahkan sebuah batu. Komponen-komponen yang terdapat dalam sebuah pengungkit diantaranya:
a.    Titik kuasa (K) yaitu bagian ujung pengungkit yang diberi gaya kuasa untuk mengangkat beban.
b.    Titik beban (B), yaitu bagian ujung pengungkit yang digunakan untuk mengangkat atau memindahkan benda yang hendak diangkat atau dipindahkan.
c.    Titik tumpu (T), yaitu bagian pengungkit yang menjadi posisi tumpuan atau penyangga.
d.   Letak titik tumpu ini beragam, ada yang ditengah-tengah bagian pengungkit, ada pula yang di bagian ujungnya, bergantung jenis pengungkit.
e.     Lengan kuasa (Lk), yaitu jarak antara titik kuasa dengan titik tumpu.
f.      Lengan beban (Lb), yaitu jarak antara titik beban dengan titik tumpu.
g.     Gaya berat beban (Fb),yaitu gaya berat yang ditimbulkan beban pada  pengungkit.
h.     Gaya kuasa (Fk), yaitu gaya yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan beban.[12]


Semakin jauh jarak kuasa dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan untuk memindahkan/mengangkat sebuah beban. Demikian pula semakin dekat beban dari titik tumpu, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan. Secara matematis, hubungan gaya kuasa,gaya berat beban, lengan kuasa, dan lengan beban dinyatakan oleh persamaan:
dengan:
Fb = gaya berat beban yang akan diangkat (satuannya newton)
Fk = gaya kuasa yang diberikan (satuannya newton)
Lk = panjang lengan kuasa/jarak antara titik kuasa dan titik tumpu (satuannya meter)
Lb = panjang lengan beban/jarak antara titik beban dan titik tumpu (satuannya meter)

Besar keuntungan mekanis (KM) pada pengungkit merupakan perbandingan antara berat beban (B) dan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara lengan kuasa (Lk) dan lengan beban (Lb).
Contoh Soal:
Sebuah benda akan diangkat dengan menggunakan pengungkit seperti tanpak pada gambar berikut. Benda tersebut memiliki berat sebesar 1200 newton. Bila pengungkit tersebut panjangnya adalah 3 meter, dan jarak antara beban ke titik tumpu adalah 1 meter, berapakah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut? Berapa keuntungan mekanis yang diberikan oleh pengungkit? [13]
Keuntungan mekanis pengungkit jenis pertama
Pengungkit jenis pertama memiliki posisi titik tumpu yang berada diantara titik beban dan titik kuasa (Gambar 5.7). Panjang lengan beban dan panjang lengan kuasanya bergantung pada posisi titik tumpunya, sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan bisa lebih besar atau lebih kecil dari satu.[14]


Keuntungan mekanis pengungkit jenis kedua
Pengungkit jenis kedua memiliki posisi titik beban yang berada diantara titik tumpu dan titik kuasa (Gambar 5.8). Panjang lengan kuasa selalu lebih panjang daripada panjang lengan beban,sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan selalu lebih besar dari satu.

Keuntungan mekanis pengungkit jenis ketiga
Pengungkit jenis ketiga memiliki posisi titik kuasa yang berada diantara titik beban dan titik kuasa (Gambar 5.9). Panjang lengan kuasa selalu lebih pendek daripada panjang lengan beban, sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan selalu lebih kecil dari satu.[15]
2.      Katrol
Katrol yang memiliki jumlah roda katrol lebih banyak akan memberikan keuntungan mekanis yang lebih besar, meskipun sebenarnya keuntungan mekanis pada katrol ditentukan seberapa banyak penggal tali yang menyangga bebannya. Untuk mengangkat beban seberat Fb maka kita menarik tali dengangaya Fk. Gaya berat Fb besarnya sama dengan jumlah gaya-gaya yang bekerja pada penggal tali atau sejumlah penggal tali yang menahan beban. Agar lebih jelas, marilah kita bahas satu-persatu.
Keuntungan mekanis pada katrol tetap
Pada katrol tetap (Gambar 5.14) hanya terdapat satu penggal tali yang menahan beban, sehingga besar gaya kuasa (Fk) untuk menarik beban sama dengan gaya berat beban (Fb), atau
sehingga keuntungan mekanis untuk katrol tetap adalah
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol tetap adalah 1 (satu), artinya bahwa pada katrol tetap gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban sama dengan gaya berat beban itu sendiri. Penggunaan satu katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa, sehingga keuntungan yang
diperoleh adalah memudahkan pengangkatan beban saja.[16]
Keuntungan mekanis pada katrol bebas
Pada katrol bebas (Gambar 5.15) beban yang akan diangkat digantungkan pada poros katrol dan beban serta katrolnya ditopang oleh dua penggal tali pada masing-masing sisi katrol, sehingga gaya berat beban (Fb) ditopang oleh gaya kuasa (Fk) pada dua penggal tali, atau
 Sehingga keuntungan mekanis untuk katrol bebas adalah
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol bebas adalah 2 (dua), artinya bahwa untuk mengangkat beban menggunakan katrol bebas hanya diperlukan ½ gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut bila tanpa menggunakan katrol. Penggunaan katrol bebas berfungsi untuk melipatgandakan gaya.

Keuntungan mekanis pada katrol majemuk atau sistem katrol
Katrol majemuk merupakan gabungan dari katrol tetap dan katrol bergerak. Katrol majemuk sering disebut juga sistem katrol.[17]


Pada sistem katrol, keuntungan mekanis ditentukan oleh berapa banyak penggal tali penyangganya. Misalnya, sistem katrol yang terdiri dari satu katrol tetap dan satu katrol bebas (Gambar 5.16). Beban pada sistem katrol ini ditopang oleh dua penggal tali (hampir sama dengan katrol bebas), atau
sehingga keuntungan mekanis yang dihasilkan [18]
adalah 2 (dua), atau      

Tampak pada Gambar 5.13 bahwa untuk mengangkat beban seberat Fb diperlukan gaya sebesar Fk. Gaya berat Fb ditopang oleh 4 penggal tali penyangga, dan karena gaya berat ini sama dengan gaya yang bekerja pada masing-masing penggal tali, maka
sehingga keuntungan mekanis dari penggunaan katrol majemuk adalah 
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol majemuk seperti ini adalah 4 (empat), artinya bahwa pada katrol majemuk tersebut gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban adalah ¼ dari gaya berat bebannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak penggal
tali yang menyangga beban, maka semakin kecil gaya kuasa yang diperlukan untuk mengangkat atau memindahkan beban tersebut, atau dengan kata lain semakin besar keuntungan mekanisnya.[19]
Contoh pemanfaatan sistem katrol diantaranya alat pengangkat pada mobil derek, chainhoist (alat untuk mengangkat mesin mobil dari bodi mobil), hingga crane. Beberapa gambar contoh-contoh sistem katrol ditunjukkan oleh Gambar 5.18.

Contoh soal[20]
Bila berat beban 1.500 N ditarik ke atas dengan menggunakan katrol bergerak bebas. Hitunglah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut!
Penyelesaian:
Untuk katrol bergerak, gaya yang diperlukan sama dengan setengah berat benda, dengan persamaan:
KM = W/F = lk/lb = 2
W/F = 2
2F = w
2F = 1.500 N
F = 1.500 N/2
F = 750 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan katrol bergerak adalah 750 N.

3.      Bidang Miring
Sebuah kotak dengan berat B akan dipindahkan ke atas sebuah rak setinggi t dengan menggunakan sebuah bidang miring yang panjangnya p dan dengan gaya F. Bila kita mendorong kotak tersebut dengan gaya F sepanjang bidang miring yang panjangnya p, maka kita telah melakukan kerja atau usaha yang besarnya adalah  Sedangkan apabila peti seberat B tersebut diangkat langsung secara tegak, tanpa bantuan bidang miring ke atas sebuah rak setinggi t, maka kerja atau usaha yang harus dilakukan adalah
Karena ketinggian yang hendak dicapai, yakni tinggi rak adalah tetap (sama),
sehingga besar kerja atau usaha atau kerja yang kita lakukan, baik dengan menggunakan bidang miring maupun tanpa menggunakan bidang miring adalah sama, atau secara matematis dapat dituliskan:[21]
Dengan:
 F = gaya kuasa yang diperlukan untuk memindahkan beban
B = gaya berat beban
T = ketinggian kemana beban dipindahkan atau perbedaan ketinggian ujungujung
bidang miring
P = panjang bidang miring
Keuntungan mekanis yang kita peroleh dengan menggunakan bantuan bidang miring adalah:
Contoh Soal:[22]
Sebuah peti yang beratnya 200 newton akan dipindahkan ke sebuah rak yang tingginya 2 meter melalui suatu bidang miring yang panjangnya 4 meter. Berapakah gaya yang diperlukan untuk memindahkan peti tersebut? (asumsikan bidang miring cukup licin sehingga tidak ada gaya gesekan antara peti dan bidang miring) Berapa keuntungan mekanis yang diberikan oleh bidang miring tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: B = 200 N
t = 2 m
p = 4 m
Ditanya: F = ?
Jadi, gaya yang diperlukan untuk memindahkan beban seberat 200 N ke atas rak setinggi 2 meter dengan bantuan sebuah bidang miring sepanjang 4 meter adalah 100 N. Keuntungan mekanis yang diberikan oleh bidang miring adalah 2.
4.      Roda dan Poros
Jika gaya berat Fb akan diangkat menggunakan roda berporos, dimana jari-jari roda adalah R dan porosnya r, dengan cara menarik tali dengan gaya kuasa sebesar Fk, maka berlaku persamaan:
sehingga keuntungan mekanis penggunaan roda dan poros adalah:
Oleh karena R biasanya lebih besar dari r (R>r), maka gaya kuasa yang diperlukan untuk mengangkat beban lebih kecil daripada gaya berat beban. Dengan demikian, roda dan poros memiliki fungsi melipatgandakan gaya kuasa, dimana besarnya bergantung pada perpandingan jari-jari roda dan porosnya.
Contoh soal:[23]
Seseorang bermaksud untuk melubangi kayu dengan menggunakan sebuah bor tangan. Bila jari-jari mata bor adalah 1 cm dan radius putar gagang bor tersebut adalah 10 cm, berapa keuntungan mekanis yang ia peroleh ketika melubangi kayu tersebut?

BAB III

PENUTUP


A.      Kesimpulan

Pesawat digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan. Ada dua jenis pesawat yaitu pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana ada empat macam, yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.
Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk melipatgandakan gaya atau kemampuan, mengubah arah gaya, dan memperbesar kecepatan ketika menempuh jarak yang lebih jauh.
Pesawat sederhana bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tapi untuk memudahkan dan meringankan pelaksanaan pekerjaan. Aplikasi pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai. Contohnya gunting, pemecah kemiri, gerobak dorong, pisau, tangga, katrol penimba air, sepeda, jam, mobil truk, dan mobil derek.

B.  Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas konsep dasar IPA. Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makaah kami, kami mohan maaf. Kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA



Direktori FMIPA UPI, Pesawat Sederhana Diakses di http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195107261978032-FRANSISCA_SUDARGO/7._Model_Buku_IPA_SMP_%28Revisi-2007%29/02._Kelas_VIII/Bab._15-VIII_Pesawat_Sederhana_%28Made%29.pdf

Purnawati, Dewi. Bab 7 Usaha energi dan pesawat terbang diakses di http://dewipurnawati1.weebly.com/uploads/7/3/1/6/7316436/bab_7_usaha_energi_dan_pesawat_sederhana.pdf

BBM _5 (Pesawat_Sederhana)_KD_FISIKA_pdf

M.Zainuri, Pesawat Sederhana diakse di http://skp.unair.ac.id/repository/GuruIndonesia/PesawatSederhana_m.zainuri_174.pdf



[1] Pesawat Sederhana Kelas VIII SMP diakses di http://fisikastudycenter.com/fisika-smp/59-pesawat-sederhana-kelas-viii-smp-pdf pada tanggal 9 Mei 2016
[2] BBM _5 (Pesawat_Sederhana)_KD_FISIKA_pdf
[3] Ibid..,hal.4
[4] Ibid..,hal.5
[5] Ibid..,hal.6
[6] Ibid..,hal.7
[7] Ibid..,hal.8
[8] M.Zainuri, Pesawat Sederhana diakse di http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PesawatSederhana_m.zainuri_174.pdf
[9] Ibid..,hal.10
[10] Dewi purnawati, Bab 7 Usaha energi dan pesawat terbang diakses di http://dewipurnawati1.weebly.com/uploads/7/3/1/6/7316436/bab_7_usaha_energi_dan_pesawat_sederhana.pdf
[11] Direktori FMIPA UPI, Pesawat Sederhana Diakses di http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195107261978032-FRANSISCA_SUDARGO/7._Model_Buku_IPA_SMP_%28Revisi-2007%29/02._Kelas_VIII/Bab._15-VIII_Pesawat_Sederhana_%28Made%29.pdf
[12] Ibid..,hal.13
[13] Ibid..,hal.14
[14] Ibid..,hal.15
[15] Ibid..,hal.16
[16] Ibid..,hal.17
[17] Ibid..,hal.18
[18] Ibid..,hal.19
[19] Ibid..,hal.20
[20] Ibid..,hal.21
[21] Ibid..,hal.22
[22] Ibid..,hal.23
[23] Ibid..,hal.24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar