Rabu, 25 Mei 2016

makalah profesi pendidik



Keterampilan Guru dalam Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pekuliahan        profesi pendidik

 

Disusun oleh :
1.     Vera Yulita ( 150141548 )
2.     Dewi Fatmasintiya (150141522)
3.     Komsels Faraftonof (150141518)

Dosen Pengampu : Vika Martahayu, M.Pd

SEMESTER II/E

PROGRAM STUDI PGSD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2016





KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan  rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah tentang Keterampilan Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan penulis juga berterimakasih  pada Ibu Vika Martahayu, M.Pd selaku Dosen mata kuliah profesi pendidik yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai keterampilan yang harus dimiliki seorang guru dalam pengembangan media pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon  kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


                                                                  Bangka Tengah, 26 Februari 2016
Hormat penulis


    Tim penulis


  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
B.  IDENTIFIKASI MASALAH....................................................................... 2
C.  TUJUAN PENULISAN................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.  KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BAGI GURU.......................... 3
B.  MEDIA PENDIDIKAN............................................................................... 5
C.  PENGEMBANGAN MEDIA DAN SUMBER PELAJARAN.................. 6
D.  TEORI-TEORI YANG BERKAITAN DENGAN SUMBER PELAJARAN 7
E.   MANFAAT MEDIA PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR  11
BAB III PENUTUP                            
A.  KESIMPULAN............................................................................................. 12
B.  KRITIK DAN SARAN................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13





BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar. Media sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi (Kemp. 1985).
Karakteristik dan kemampuan masing-masing perlu mendapat perhatian dari pengajar sehingga mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Sehubungan dengan hal tersebut melalui tulisan ini dipaparkan tentang pengertian dan peranan media dalam pembelajaran, jenis dan karakteristik media, pemanfaatan media dalam pembelajaran, serta media dalam era teknologi informasi.








B.       Identifikasi
1.        Apa saja keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru? Masalah
2.        Bagaimana pengembangan media dan sumber pelajaran bagi seorang guru?
3.        Bagaimana manfaat media pendidikan dalam proses belajar mengajar?

C.       Tujuan Penulisan
1.        Mengetahui keterampilan apa saja yang harus dimiliki seorang guru dalam proses pembelajaran.
2.        Mengetahui peran guru dalam pengembangan media pembelajaran.
3.        Mengetahui manfaat media pendidikan bagi pembelajaran.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Keterampilan Dasar Mengajar bagi Guru
Keterampilan dalam mengajar bagi guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.[1]
Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu karakteristik umum dari  seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan, berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional. Ada beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki seorang guru, antara lain:
1.        Keterampilan membuka pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.
2.        Keterampilan menjelaskan, yaitu guru menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan. Dalam mempunyai keterampilan  penjelasan guru dapat dengan mudah membimbing siswa untuk memahami suatu konsep, teori, pertanyaan-pertanyaan, dll. [2]



3.        Keterampilan bertanya, keterampilan ini juga tidak kalah penting dengan keterampilan yang lainnya. Mengapa demikian, sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat anda rasakan, pembelajaran akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru hanya menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
4.        Keterampilan memberikan penguatan (reinforcement), adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
5.        Keterampilan menutup pelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan pelajaran. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.

Selain itu, guru juga harus terampil dalam proses pembelajaran dalam memberikan motivasi, dimana hal ini merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, karena pada hakikatnya aktivitas belajar adalah aktivitas yang berhubungan dengan keadaan mental seseorang. Dengan demikian apabila peserta didik belum siap (secara mental) menerima pelajaran yang akan disampaikan, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan tersebut akan berjalan dengan sia-sia dan tanpa makna. [3]


 Ada beberapa cara untuk memotivasi siswa dalam belajar, antara lain :
1.    Memperjelas tujuan yang ingin dicapai;
2.    Membangkitkan minat siswa;
3.    Sesuaikan materi pelajaran dengan pengalaman dan kemampuan siswa;
4.    Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar;
5.    Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa;
6.      Ciptakan persaingan dan kerja sama. [4]

B.       Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.[5]
Media juga berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti antara. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Sejumlah pakar membuat batasan tentang media, diantaranya yang dikemukakan oleh Association of Education and Communication Technology (AECT) Amerika. Menurut AECT, Media adalah bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Hal yang sama dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) yang menyatakan bahwa media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.
Dari batasan yang telah disampaikan oleh para ahli mengenai media, dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan unformasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Media, selain digunakan untuk menyampaikan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.

C.       Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting, yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Media sangat bermanfaat sebagai penyampai informasi yang dapat menunjang proses pengajaran semakin menarik dan tidak bosan. Media juga telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar yang terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya yang tersedia, ataupun alasan lain. [6]




Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing oleh para pengajar. Media sebagai alat mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenis media pun cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan. Setiap jenis media memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan pesan dan informasi (Kemp. 1985). Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu mendapat perhatian dari para pengajar sehingga mereka dapat memilih media yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

D.      Teori-Teori Yang Berkaitan dengan Sumber Belajar
Pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang dirasa turut memengaruhi belajar. Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan  dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran adalah mencakup ssemua variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh perencana pembelajaran, dan harus diterima apa adanya. Yang termasuk dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, dan karakteristik siswa.
Variabel metode pembelajaran adalah mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang termasuk dalam variabel ini adalah strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. Sedangkan variabel hasil pembelajaran mencakup  semua akibat yang muncul dari penggunaan metode tertentu pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran, efisiensi pembelajaran, dan daya tarik pembelajaran. [7]


Inti dari rencana pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Fokus utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada  pemilihan, penetapan, dan pengembangan variabel metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan hasil pembelajaran.  Analisis akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya, dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan. Setelah itu, barulah menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang diambil dari perancang pembelajaran setelah mempunyai informasi yang lengkap mengenai kondisi nyata yang ada dan hasil pembelajaran  yang diharapkan.
Ada tiga prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran, yaitu :
1.    Tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam semua kondisi ;
2.    Metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran;
3.    Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pembelajaran.
Berkenaan dengan menyusun rencana pembelajaran, Reigeluth dan Merrill dalam Reigeluth telah mengembangkan model pembelajaran secara komprehensif yang terdiri dari tiga variabel utama, yaitu kondisi pembelajaran (instructional conditions), metode pembelajaran (instructional methods), dan hasil pembelajaran (instructional outcomes). Interelasi antara ketiga variabel tersebut dihasilkan dua teori pembelajaran, yaitu teori pembelajaran deskriptif dan teori pembelajaran preskriptif, yang secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut. [8]



           

Gambar 4. Interelasi Variabel Kondisi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, dan Hasil Pembelajaran. Sumber : Reigeluth, C. M. (1983). Instrucsional Design Theories and Model ; An overview of their current satatus.
Pada teori pembelajaran deskriptif, variabel kondisi pembelajaran dan metode pembelajaran merupakan variabel bebas, dan hasil  pembelajaran sebagai variabel terikat. Kedua variabel bebas berinteraksi untuk menghasilkan efek hasil pembelajaran. Sedangkan pada teori pembelajaran preskriptif, variabel kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran merupakan variabel bebas, dan metode pembelajaran sebagai variabel terikat. Kedua variabel bebas tersebut berinteraksi untuk menetapkan metode pembelajaran yang optimal. Dengan bahsa yang lebih mudah dapat dikatakan  bahwa teori pembelajaran yang bersifat preskriptif membahas bagaimana mengelola faktor-faktor eksternal agar orang yang belajar dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Sedangkan teori belajar deskriptif membahas bagaimana proses belajar. Terjadi pada diri orang yang belajar.[9]
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda pula. Hasil pembelajaran merupakan semua efek yang dapat digunakan sebagai indikator tentang nilai dari pengggunaan metode pembelajaran pada kondisi yang  berbeda. Selanjutnya, permasalahan yang berkaitan dengan masing-masing variabel pembelajaran dapat dijelaskan melalui diagram  taksonomi variabel pembelajaran Reigeluth dan Merrill, seperti berikut.





Berdasarkan diagram tersebut, tampak bahwa pembelajaran memiliki variabel yang saling berhubungan. Variabel kondisi berhubungan dengan variabel strategi dan variabel hasil, demikian pula hubungan variabel lainnya yang dapat dibolak-balik. Hal ini memberikan gambaran bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Atau dengan kata lain, dalam merancang rencana pembelajaran perlu diperhitungkan sistem yang saling berpengaruh.[10]


E.     Manfaat Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
1.    Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifaft verbalistis(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a.    Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b.    Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau model;
c.    Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan high speed photography;
3.    Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a.    Menimbulkan kegairahan belajar;
b.    Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik denan lingkungan dan kenyataan;
c.    Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi hal tersebut. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan.[11]




BAB III
                                                         PENUTUP     

A.    Kesimpulan
Keterampilan dalam mengajar bagi guru sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, dimana keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu karakteristik umum dari  seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan, berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan profesional.
Media pendidikan salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan. Dimana media pembelajaran salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Media sangat bermanfaat sebagai penyampai informasi yang dapat menunjang proses pengajaran semakin menarik dan tidak bosan. Inti dari rencana pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

B. Kritik dan Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya pada materi ”Keterampilan Guru dalam Pengembangan Media Pembelajaran”. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan silahkan sampai kepada kami dan jika terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya.


DAFTAR PUSTAKA

Fikiharfian. 2013. Peran Guru dalam Pengembangan Media diakses dari http://fikiharfian.iblogspot.co.id/2013/06/peran-guru-dalam-pengembangan-media_7704.html pada tgl 25 Februari 2016.

Jayanto, Ignasius Fandy . 2012. Peran Guru dalam Pengembangan Media diakses dari http://igfandyjayanto.blogspot.co.id/2012/12/peran-guru-dalam-pengembangan-media.html pada tgl 25 Februari 2016.

Rudisiswoyo. 2013. Makalah Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran diakses dari http://rudisiswoyo89.blogspot.co.id/2013/11/makalah-peranan-guru-dalam-proses.html  pada tgl 25 Februari 2016.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sadiman, Arief S. dkk. 2012. Media Pendidikan. cet.16. Depok: PT.Raja Grafindo Persada.

 

Sumber Lain :
http://rudisiswoyo89.blogspot.co.id/2013/11/makalah-peranan-guru-dalam-proses.html


[1] Rudisiswoyo,2013,Makalah Peranan Guru dalam Proses Pembelajaran,diakses dari http://rudisiswoyo89.blogspot.co.id/2013/11/makalah-peranan-guru-dalam-proses.html  pada tgl 25 Februari 2016.
[2] Dr. Rusman,M.Pd, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi kedua,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2010),hal.80
[3]Ibid,..hal.3
[4] Ibid,..hal.4
[5] Dr.Arief S. Sadiman,M.Sc, dkk. ,Media Pendidikan, cet.16, (Depok:PT.Rajagrafindo Persada,2012), hal.6
[6] Ignasius Fandy Jayanto,2012,Peran Guru dalam Pengembangan Media , diakses dari http://igfandyjayanto.blogspot.co.id/2012/12/peran-guru-dalam-pengembangan-media.html pada tgl 25 Februari 2016.
[7] Ibid,..hal.6
[8]Fikiharfian , Peran Guru dalam Pengembangan Media, diakses dari http://fikiharfian.iblogspot.co.id/2013/06/peran-guru-dalam-pengembangan-media_7704.html pada tgl 25 Februari 2016.

[9] Ibid,..hal.8
[10] Ibid,..hal.9
[11] Dr.Arief S. Sadiman,M.Sc, dkk. ,Media Pendidikan, cet.16, (Depok:PT.Raja Grafindo Persada,2012).,hal.17